IPO (Initial Public Offering) menjadi kandidat terkuat dari deret saham yang diminati oleh para investor. Bukan Tanpa Alasan, Saham Ini memiliki kenaikan harga yang terbilang cukup tinggi.
Di lingkup perusahaan pun sama, IPO merupakan mekanisme yang diandalkan perusahaan untuk menaikkan tingkat mereka ke arah perusahaan publik, dimana artinya IPO dapat memberikan penawaran perdana saham di sebuah kepada khalayak umum.
Deretan penawaran menggiurkan yang mengiringi larisnya saham ini di dunia saham juga harus dibarengi dengan pengetahuan investor yang ingin memilih IPO.
Investor harus tahu terlebih dahulu, terkait dengan langkah apa saja yang harus mereka lakukan agar investasi mereka berjalan dengan baik. Sedikitnya ada beberapa rekomendasi untuk pemula yang ingin terjun di dunia saham menggunakan IPO.
1. Mengel Prospekt Perusahaan yang Akan Dipilih
Langkah awal jika ingin memilih IPO adalah dengan membaca prospektus perusahaan yang nantinya akan dipilih. Untuk mengetahui prospektus perusahaan, calon investor bisa memanfaatkan momen saat acara due diligence yang bisa diakses secara publik.
Prospektus calon emiten ini meliputi informasi mengeai manajemen perusahaan, rekam jejak dari pertumbuhan kinerja di dalamnya, kemajuan pertumbuhan perusahaan tersebut untuk beberapa tahun kedepan, dan yang paling sederhana adalah profil dari perusahaan itu sendiri.
Selain beberapa hal diatas yang mencakup prospektus perusahaan, jejak hutang, pendapatan, keuntungan perusahaan dan kerugian yang pernah dialaminya juga harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan apakah perusahaan tersebut memiliki keuntungan saat membeli sahamnya atau sebaliknya.
Saat meninjau prospek perusahaan, perlu sekali memperhatikan beberapa hal seperti kemajuan bidang usaha.
Jika perusahaan bergerak di bidang usaha yang dijanjikan dan berprospek seperti teknologi, kesehatan atau melayani kebutuhan masyarakat, maka perusahaan tersebut bisa menjadi pilihan yang cukup baik, karena berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia setiap waktunya.
Sebelum menjatuhkan pilihan, investor juga sebaiknya mengetahui tentang tujuan IPO di perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan memiliki latar belakang dan alasan yang berbeda-beda dalam mengelola IPO. Investor direkomendasikan untuk perusahaan yang menggunakan dana IPO untuk perluasan bisnis mereka, bukan memilih membayar hutang hutang.
2. Menganalisa Valuasi Perusahaan
Penilaian perusahaan menjadi salah satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan untuk memilih IPO. Gambaran mengeai mahal dan tidaknya sebuah harga saham yang bisa didapatkan dengan menghitung pembagian harga saham yang ditawarkan dengan laba bersih yang didapatkan dalam satu saham.
Penilaian laba bersih diambil dari laba tahun sebelumnya saat perusahaan belum IPO. Hal ini karena IPO berpatokan dengan P/E atau PER. Setelah nilai PER sudah didapatkan, investor perlu mengetahui perbandingan PER saham perusahaan yang bergerak di sektor yang sejenis.
Jika ada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan sudah IPO, bisa dibandingkan dengan perusahaan minyak yang sudah lebih dahulu di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya, apabila PER yang ada di IPO lebih rendah dibandingkan dengan PER perusahaan terdahulu, maka saham tersebut masuk ke dalam rekomendasi layak untuk dibeli.
3. Pengetahuan Manajemen Risiko di Perusahaan Tersebut
risiko yang harus diperhatikan dalam keputusan membeli IPO adalah penggunaan modal investasi tersebut.
Akan sangat berisiko jika investor mengalokasikan dana mereka secara keseluruhan hanya untuk membeli IPO. Karena IPO berbeda dengan saham-saham yang sudah cukup lama diperjualbelikan di lantai bursa.
IPO masih tergolong sebagai saham yang baru sehingga para investor sebaiknya memahami terlebih dahulu bagaimana prospek IPO di masa depan.
Ditambah dengan pergerakan pola IPO yang juga belum jelas. Entah bagaimana kedepannya, maka akan lebih baik untuk mempertimbangkan arah manajemen resiko itu. Lebih baik presentasi investasi tidak melebihi angka setengah total dana investasi.
4. IPO Memilih Saham dan Banyak Diminati
IPO Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat seperti rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya menjadi favorit para investor.
Hal itu dikarenakan kebutuhan kesehatan masyarakat yang setiap tahunnya tetap stabil bahkan bertambah. Selain di sektor kesehatan, ada pula di sektor pangan yang juga menjadi incaran para investor.
Dimana kita semua tahu bahwa kebutuhan pangan manusia menjadi hal yang paling mendasar sehingga banyak diminati karena memiliki pangsa pasar yang jelas. Nilai dan harga saham juga akan ikut naik dalam pengelolaan perusahaan yang kompeten dan laba bersih yang mengalir dengan baik.
5. Menelusuri Reputasi Perusahaan yang Akan Dipilih
Untuk mengetahui prestasi dan reputasi calon emiten, para investor harus mencarinya sendiri dari media massa.
Dari penilaian dan reputasi di media massa, tentunya hal itu akan lebih transparan dibandingkan dengan mencari tahu dari orang dalam perusahaan, dimana perusahaan hanya akan menjabarkan penawaran dan profil dari sisi baik mereka.
Mencari tahu reputasi perusahaan juga bertujuan untuk mewaspadai andaikata perusahaan bermasalah.
Misalnya pernah terlibat kasus sengketa tanah, atau merugikan banyak kalangan. Berbagai skandal rekam seperti korupsi dan penggelapan pajak di masa lalu juga harus diwaspadai.
Jika perusahaan itu memiliki reputasi yang cukup baik, media massa juga akan secara terbuka memuat beritanya, menyebarkan informasi dan kelebihan berdasarkan tinjauan dari berbagai narasumber yang pernah terlibat langsung dalam perusahaan.
Seperti testimoni dari produk atau pelayanan yang disediakan perusahaan, memenangkan proyek tender yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, atau berbagai inovasi yang pernah dilakukan perusahaan tersebut.
Sebuah perusahaan IPO yang mencapai titik dimana jumlah saham yang diminta para investor melebihi batas saham yang ditawarkan oleh perusahaan, atau dikenal juga dengan istilah oversubscribe, menandakan perusahaan yang IPO tersebut bisa dikatakan sukses.
Namun, ada pula oknum yang tidak bertanggung jawab dengan memalsukan oversubscribe dengan cara memanfaatkan adanya bandar untuk membeli jatah saham sebanyak mungkin.
Untuk kemudian dihebohkan sudah setelah IPO oversubscribe. Untuk menghindari hal semacam ini, para Investor perlu meneliti siapa saja perusahaan yang masuk sebagai penjamin dari emisi saham IPO itu.
Jika perusahaan sekuritas yang menjamin juga memiliki reputasi yang kurang baik, sebaiknya hindari. Tapi apabila perusahaan sekuritas memiliki rekam jejak yang bagus saat memandu IPO dan memiliki berbagai platform trading yang diminati oleh investor ritel, maka bisa dipilih.
6. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Saham IPO
Ini adalah hal yang sering luput untuk dipertimbangkan. Terkadang para investor pemula langsung saja menceburkan diri mereka di dunia saham hanya karena melihat sekeliling juga bermain saham. Tetapi, mereka tidak mempertimbangkan keuntungan dan resiko di dalamnya.
Memang membeli saham IPO bisa dijadikan sebagai langkah pertama untuk terjun di dunia saham. Alasanya, Saham IPO diperjualbelikan saat pasarnya sedang ada di tren yang baik. Hal ini pula yang menjadikan peluang keuntungannya juga tinggi.
Selain itu, berkebalikan dengan saham harus di bursa efek dimana para investor mandiri untuk tahu akan membeli saham di harga berapa. Saham IPO justru memiliki kelonggaran berkat patokan di harganya. Berbagai keuntungan tersebut memang menarik.
Namun para Investor Jangan Sampai Asal Membeli Tanpa Harus Pertimbangan. risiko terpisah belum dapatnya analisis teknikal di IPO juga menyebabkan harga saham yang akan diterapkan belum memiliki grafik.
Seperti halnya saham lainnya, IPO juga membutuhkan analisis yang matang bagi investor. Karena Saham IPO bisa saja sewaktu-waktu akan anjlok jatuhnya di tengah persaingan dan sulit untuk naik lagi.
Baca juga: Rekomendasi Saham Syariah Terbaik untuk Investasi Jangka Panjang
DAFTAR ISI